Kalau bicara soal penjernihan air, pasti yang langsung terlintas di pikiran adalah tawas. Bahan kimia satu ini memang sudah jadi andalan sejak zaman nenek moyang kita. Tapi sebenarnya, seberapa efektif sih tawas untuk standar industri air minum modern?
Sebagai seseorang yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di industri pengolahan air, saya sering melihat perdebatan ini. Ada yang bilang tawas sudah “jadul”, tapi faktanya banyak PDAM di Indonesia masih mengandalkannya. Yuk, kita kupas tuntas!
Apa Itu Tawas dan Cara Kerjanya?
Tawas atau aluminium sulfat (Al₂(SO₄)₃) adalah koagulan yang bekerja dengan cara mengikat partikel-partikel halus dalam air. Bayangin aja seperti magnet yang menarik debu-debu kecil untuk jadi gumpalan besar (flok) yang mudah mengendap.
Proses ini namanya koagulasi-flokulasi. Ketika tawas dimasukkan ke dalam air keruh, dia akan bereaksi dengan alkalinitas air dan membentuk aluminium hidroksida yang bermuatan positif. Nah, muatan positif ini yang “nangkep” partikel-partikel bermuatan negatif seperti lumpur, bakteri, dan zat organik lainnya.
Yang menarik, efektivitas tawas sangat bergantung pada pH air. Range pH optimal biasanya antara 6,0-7,5. Kalau terlalu asam atau basa, performanya bisa menurun drastis.
Data Efektivitas Tawas dari Lapangan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT tahun 2019, penggunaan tawas dengan dosis 20-40 mg/L mampu menurunkan kekeruhan air dari 150 NTU menjadi kurang dari 5 NTU. Itu artinya efisiensi penurunan mencapai 96%.
Untuk parameter lain, hasilnya juga cukup menjanjikan:
- Total Suspended Solids (TSS): turun 85-90%
- Fosfat: berkurang hingga 70-80%
- Warna: menurun sekitar 60-75%
Di PDAM Tirta Moedal Semarang misalnya, mereka masih mengandalkan tawas sebagai koagulan utama dengan hasil yang konsisten. Dosis yang dipakai berkisar 15-30 mg/L tergantung kondisi air baku.
Tapi jujur aja, angka-angka ini bisa bervariasi tergantung karakteristik air baku masing-masing daerah. Air Sungai Ciliwung pasti beda treatmentnya sama air dari pegunungan Dieng.
Perbandingan Tawas vs PAC (Polyaluminium Chloride)
Ini dia pertanyaan yang sering muncul: mending pakai tawas atau PAC? Dari segi harga, tawas jelas lebih ekonomis. Harga tawas per kg sekitar Rp 3.000-5.000, sementara PAC bisa 2-3 kali lipat.
Keunggulan Tawas:
- Harga murah dan mudah didapat
- Stabil dalam penyimpanan
- Teknologi aplikasinya sudah mature
- Lumayan efektif untuk air dengan alkalinitas tinggi
Keunggulan PAC:
- Bekerja dalam range pH yang lebih luas (5,0-9,0)
- Flok yang terbentuk lebih padat dan cepat mengendap
- Produksi lumpur lebih sedikit
- Konsumsi alkalinitas lebih rendah
Jadi mana yang lebih baik? Bergantung kebutuhan dan budget. Kalau air baku relatif “bersahabat” dan anggaran terbatas, tawas masih jadi pilihan rasional.
Optimasi Penggunaan Tawas
Jar Test: Kunci Sukses
Sebelum aplikasi di lapangan, jar test wajib dilakukan. Prosedurnya:
- Siapkan 6 gelas berisi air sampel masing-masing 500 mL
- Tambahkan tawas dengan variasi dosis (misal: 10, 15, 20, 25, 30, 35 mg/L)
- Aduk cepat 1 menit (100-150 rpm)
- Aduk lambat 15 menit (20-30 rpm)
- Diamkan 30 menit, amati hasil
Dosis optimal biasanya yang menghasilkan flok paling bagus dengan kekeruhan terendah.
Kombinasi dengan Bahan Kimia Lain
Dalam praktiknya, tawas jarang bekerja sendirian. Biasanya dikombinasikan dengan:
Kapur (CaO): Untuk menjaga pH tetap optimal. Soalnya tawas cenderung menurunkan pH air.
Polimer anionik: Sebagai flokulan pembantu agar flok lebih besar dan kokoh. Dosisnya cukup 0,5-2 mg/L.
Karbon aktif: Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak bisa diatasi tawas.
Tantangan dan Solusi
Problem pH yang Turun
Masalah klasik penggunaan tawas adalah penurunan pH. Semakin banyak tawas yang dipakai, semakin asam airnya. Solusinya ya pakai kapur atau soda abu (Na₂CO₃) untuk buffer pH.
Sisa Aluminium dalam Air Olahan
Ini concern yang cukup serius. WHO menetapkan batas maksimal aluminium dalam air minum 0,2 mg/L. Kalau overdosis tawas, residu aluminium bisa tinggi.
Pengalaman saya, dengan dosis normal (20-40 mg/L) dan kontrol pH yang baik, residu aluminium biasanya di bawah 0,1 mg/L. Tapi tetap harus dipantau rutin.
Flok yang Mudah Pecah
Kadang flok yang terbentuk rapuh dan mudah pecah saat proses filtrasi. Ini biasanya karena pH terlalu tinggi atau kekurangan polimer pembantu.
Kapan Sebaiknya Beralih ke Koagulan Lain?
Meskipun tawas masih relevan, ada kondisi dimana koagulan lain lebih cocok:
- Air baku dengan pH ekstrim (<5,5 atau >8,5)
- Kandungan organik tinggi (TOC >10 mg/L)
- Target produksi air sangat tinggi (butuh settling time cepat)
- Regulasi residu aluminium sangat ketat
Untuk kasus seperti ini, PAC atau koagulan organik mungkin lebih tepat meski harganya lebih mahal.
FAQ Seputar Tawas untuk Air Minum
Berapa dosis tawas yang ideal per liter air?
Dosis standar berkisar 20-40 mg/L, tapi sangat tergantung kualitas air baku. Air keruh butuh dosis lebih tinggi. Yang penting selalu lakukan jar test dulu.
Apakah tawas aman untuk kesehatan?
Aman selama dosisnya tepat dan ada proses filtrasi yang baik. Residu aluminium harus dipantau agar tidak melebihi standar WHO.
Mengapa air kadang malah keruh setelah diberi tawas?
Biasanya karena dosis berlebihan (overdosis) atau pH air tidak sesuai. Coba kurangi dosisnya atau sesuaikan pH dulu.
Tawas vs kaporit, mana yang lebih penting?
Beda fungsi. Tawas untuk penjernihan, kaporit untuk disinfeksi. Keduanya sama pentingnya dalam proses pengolahan air.
Bisakah tawas menghilangkan bakteri?
Tawas bisa mengikat sebagian bakteri dalam proses koagulasi, tapi tidak membunuh. Untuk disinfeksi tetap butuh klorin atau UV.
Tawas masih efektif untuk industri air minum, terutama untuk instalasi dengan budget terbatas dan air baku yang tidak terlalu kompleks. Efektivitasnya bisa mencapai 90% untuk parameter kekeruhan dan TSS.
Kuncinya ada di optimasi: jar test yang rutin, kontrol pH yang ketat, dan kombinasi yang tepat dengan bahan kimia lain. Jangan lupa monitoring residu aluminium secara berkala.
Buat yang masih ragu, coba konsultasi dengan ahli water treatment. Setiap sumber air punya karakteristik unik yang butuh pendekatan spesifik.
Butuh konsultasi lebih lanjut soal pengolahan air?
PT Pashmi Traman Diri siap membantu kebutuhan bahan kimia water treatment Anda:
📞 Telepon/WhatsApp: 0878-8885-8241
📧 Email: marketing@pashmitramandiri.co.id
🌐 Website: https://pashmitramandiri.co.id
Kami menyediakan tawas berkualitas tinggi dan konsultasi gratis untuk optimasi sistem pengolahan air Anda.